Ekonomi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2020 Tumbuh 1,35 Persen, Melambat Dibanding Capaian Tahun 2019 yang Sebesar 2,81 persen
Jadwal Rilis :
Ukuran File :
Hit :
Abstraksi
Perekonomian Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp18.631 miliar dan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 mencapai Rp13.161 miliar.Ekonomi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2020 tumbuh 1,35 persen, mengalami perlambatan bila dibandingkan triwulan I-2019 (y-on-y) yang tumbuh sebesar 2,81 persen. Dari sisi produksi, perlambatan kinerja perekonomian disebabkan karena dua lapangan usaha yang mempunyai kontribusi besar mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) yakni lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian serta Industri Pengolahan. Sementara dari sisi pengeluaran, perlambatan kinerja perekonomian dipengaruhi oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto dan Ekspor Luar Negeri yang terkontraksi pada triwulan I-2020.Bila dibandingkan dengan triwulan IV-2019 (q-to-q), ekonomi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2020 terkontraksi sebesar 3,66 persen. Dari sisi produksi, penurunan kinerja perekonomian terjadi pada beberapa lapangan usaha yang mempunyai kontribusi besar terhadap perekonomian Kepulauan Bangka Belitung seperti lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian, Industri Pengolahan, Konstruksi, serta Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Dari sisi pengeluaran, hampir semua komponen mengalami kontraksi kecuali komponen ekspor luar negeri dan pengeluaran konsumsi rumah tangga.Total PDRB ADHB Pulau Sumatera pada triwulan I-2020 mencapai Rp864.653 miliar atau sekitar 21,39 persen dari total PDRB 34 Provinsi di Indonesia, sedangkan PDRB ADHK Pulau Sumatera pada triwulan I-2020 mencapai Rp582.376 miliar. Pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera pada triwulan I-2020 turun sebesar -1,85 persen (q-to-q), tetapi secara y-on-y tumbuh sebesar 3,25 persen. Sementara PDRB Kepulauan Bangka Belitung memberikan kontribusi sebesar 2,15 persen terhadap PDRB Pulau Sumatera dan 0,46 persen terhadap total PDRB 34 provinsi di Indonesia.