
1 November 2016 | Kegiatan Statistik Lainnya
Pada November 2016 Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 0,56 persen dengan Indeks
Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,85 setelah sebelumnya Oktober 2016 mengalami deflasi yakni sebesar
0,34 persen dengan IHK 130,12.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks di enam kelompok
pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 1,98 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok,
dan tembakau sebesar 0,06 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,17
persen; kelompok sandang sebesar 0,30 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,93 persen; serta kelompok
pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07 persen. Sementara kelompok transpor, komunikasi, dan jasa
keuangan mengalami deflasi sebesar 0,77 persen.
Tingkat inflasi tahun kalender November 2016 adalah inflasi sebesar 5,72 persen dan tingkat inflasi
tahun ke tahun (November 2016 terhadap November 2015) sebesar 7,37 persen.
Sumbangan masing-masing komponen terhadap inflasi pada bulan ini adalah komponen bergejolak
sebesar 0,50 persen dan komponen inti sebesar 0,07 persen. Sementara komponen yang harganya diatur oleh
pemerintah deflasi sebesar 0,01 persen.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung November 2016 mengalami inflasi sebesar 0,61 persen dengan
IHK 131,62.
Berdasarkan pantauan harga selama November 2016, pada 82 kota IHK di Indonesia menunjukkan
bahwa hampir seluruh kota mengalami inflasi dan hanya 4 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi
di Kota Manado sebesar 2,86 persen dengan IHK 127,58 dan deflasi tertinggi di Kota Bau-Bau sebesar 1,54
persen dengan IHK 128,12.
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur
tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari
waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari suatu paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di
Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari
kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Berdasarkan hasil pemantauan BPS di pasar tradisional maupun modern pada November 2016, di Kota
Pangkalpinang terjadi inflasi sebesar 0,56 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 130,12 pada Oktober 2016 menjadi
130,85 pada November 2016. Tingkat inflasi tahun kalender bulan ini adalah sebesar 5,72 persen dan dengan
tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2016 terhadap November 2015) adalah sebesar 7,37 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks di enam kelompok
pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 1,98 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan
tembakau sebesar 0,06 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,17 persen;
kelompok sandang sebesar 0,30 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,93 persen; serta kelompok pendidikan,
rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07 persen. Sementara kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan
mengalami deflasi sebesar 0,77 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga pada November 2016 diantaranya adalah ikan
selar, bawang merah, udang basah, sawi hijau, cabai rawit, cabai merah, tarif rumah sakit, bahan bakar rumah
tangga, daging ayam ras, rokok kretek filter, ikan kembung, ikan singkur, jeruk, ikan dencis, dan tahu mentah.
Sementara beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga adalah angkutan udara, sotong, kangkung,
cumi-cumi, apel, ikan tongkol, air kemasan, ikan mayung, ikan pari, susu bubuk, papaya, gula pasir, kentang, telepon
seluler, dan pisang.
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada November 2016, yaitu kelompok
bahan makanan sebesar 0,53 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,01
persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,04 persen; kelompok sandang sebesar
0,01 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar
0,005 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi adalah kelompok
transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,11 persen.